Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the page-builder-framework domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /www/indo0323/38.181.63.137/wp-includes/functions.php on line 6121
HASILWIN – Sudah Disapih tapi Si Kecil Masih Suka Menyentuh Payudara Bunda Sebelum Tidur, Normalkah? – HASILWIN

HASILWIN – Sudah Disapih tapi Si Kecil Masih Suka Menyentuh Payudara Bunda Sebelum Tidur, Normalkah?

portrait of asian parent and daughter ,sleeps, family of three

Keputusan menyapih sering kali mendatangkan rasa tidak tega pada banyak ibu terutama ketika Si Kecil terus menyentuh payudara. Normalkah ketika sudah disapih tapi Si Kecil masih tetap suka menyentuh payudara Bunda sebelum tidur ya, Bunda?

Menyusui memang memberikan bonding khusus antara ibu dan juga anak. Dalam waktu yang tidak sebentar yakni kurang lebih dua tahun, bonding tersebut tentunya tidak begitu saja memudar ketika proses menyusui terselesaikan.

Sehingga, pemandangan seperti bayi yang terus memegangi payudara ibunya meski sudah tak lagi menyusu mungkin banyak ditemui di luar sana. Atau, masih ada juga para balita yang mencari-cari payudara ibunya saat hendak tidur.

Ya, hal ini memang wajar terjadi kok, Bunda. Meskipun proses menyusui sudah berakhir, kenyataannya bayi memang masih belum bisa move on begitu saja, Bunda. Karenanya, sangat wajar ketika kebiasaan menyusu tersebut belum bisa teralihkan.

Perlu Bunda pahami bahwa meski pun bayi tidak lagi menyusu selama berbulan-bulan, atau mungkin bertahun-tahun, ia sebenarnya masih memiliki rasa sayang yang khusus. Tidak jarang, mereka pun kerap mendekat, dan perlu meletakkan tangannya di payudara ibunya untuk mendapatkan sentuhannya dan merasakan payudara ibunya sambil memeluk.

Seperti dijelaskan Imma Marcos, seorang bidan dan  president of the Association of Home Birth Midwives of Catalonia (ALPACC) bahwa kebutuhan umum tersebut wajar terjadi di masa kanak-kanak dan sering kali memengaruhi kemampuan bayi untuk tertidur. Di sisi lain, ibu mungkin tidak ingin disentuh dan ingin mendapatkan kembali ruang pribadinya, seperti dikutip dari laman Ara.

Bayi menyentuh payudara ibu setelah menyusui

Saat seorang ibu menyusui Si Kecil, sebenarnya proses tersebut bukan hanya mengalirkan ASI kepada bayinya semata ya, Bunda. Lebih dari itu, menyusui juga merupakan makanan emosional dan spiritual bagi bayi. Itulah mengapa hal tersebut sangat berarti bagi mereka. Jadi, sangatlah normal bahwa bayi yang tidak lagi disusui terus memiliki obsesi dan keinginan untuk lebih dekat dan itu akan memakan waktu serta tidak selamanya berlangsung kok, Bunda.

“Kita harus ingat bahwa sebelum satu setengah tahun, bayi menganggap dirinya sendiri sebagai perpanjangan dari tubuh ibu,” katanya.

Tak jauh berbeda, psikoterapis dan penulis, Laura Gutman dalam bukunya Postpartum, fase ini merupakan adalah periode yang berlangsung antara dua dan tiga tahun, di mana medan emosional kita dibagi dan menyatu dengan medan emosional bayi.

Haruskah para ibu mengizinkan Si Kecil menyentuh payudara?

Marcos percaya bahwa ‘setiap anak itu unik’, tetapi kontak kulit ke kulit itu penting. “Dan itu juga terjadi pada orang dewasa,” ungkapnya. “Kontak manusia adalah suatu keharusan, seperti bernapas atau makan. Merasa dekat dengan orang lain, merasakan mereka dekat, dan lainnya. Saat kita kecil, ada banyak kebutuhan. Saat kita dewasa, kita lupa,” keluhnya. 

Nah, saat Bunda menyusui, ini tercakup, dan saat tidak, anak-anak mencari kontak itu. Jika ibu tidak mau, sebuah perjanjian atau kesepakatan dengan anak yang dapat dibuat. “Kita dapat memberi tahu anak bahwa itu menyakitkan atau mengganggu kita.” 

Sejak usia dua setengah tahun, saat orang tua lainnya menjadi lebih hadir di dunia mereka, anak dapat diminta untuk memilih untuk mengalihkan perhatiannya. Misalnya, membacakan cerita bagus yang diceritakan oleh pasangannya atau kontak dengan ibunya. “Jangan memaksakannya, dan lakukan perubahan ini sedikit demi sedikit,” jelas Marcos, yang telah menjadi bidan selama hampir 30 tahun.

Apakah perlu menggunakan benda transisi?

Benda transisi untuk mencegah bayi menyentuh atau mendekati payudara, seperti kalung atau boneka binatang yang menyerupai payudara, dapat menjadi solusi. Namun, Marcos tidak begitu menyukainya.

“Objek tersebut dapat memenuhi kebutuhan, seperti kebutuhan untuk bersama ibu. Yang benar-benar diinginkan dan dibutuhkan bayi adalah kontak, dan ia tidak ingin kehilangannya. Menyusui dan kemudian melepaskannya berarti berubah dari segalanya menjadi tidak ada. Setiap anak kecil membutuhkan kontak manusia yang dekat untuk tidur. Dan mereka tidak bisa tidur saat sendirian. 

Hal bijak yang bisa dilakukan untuk mengalihkan perhatiannya yakni dengan menutupi payudara Bunda tetapi jangan mempermasalahkannya jika dia ingin menyentuhnya. Bunda tidak perlu khawatir bahwa itu tidak baik untuknya. Karena bagi mereka, payudara Bunda melambangkan kenyamanan, keamanan, dan cinta, bukan seksualitas karena mereka masih sangat kecil seperti dikutip dari laman Peacefulparenthappykids.

Jadi, jika mereka terlalu bergantung, berikan mereka banyak kepastian ekstra dan sadari bahwa ini adalah tahap akhir penyapihan. Jika permintaannya berkurang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan sama sekali.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(pri/pri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *