HASILWIN – Telelaktasi Efektif Bantu Ibu Baru Lalui Beragam Masalah Menyusui

Sebagai ibu baru, dukungan menyusui memang sangatlah berarti dalam menyukseskan proses menyusui. Salah satunya yakni telelaktasi yang efektif bantu ibu baru lalui beragam masalah menyusui.
Pengalaman menyusui bagi para ibu memang selalu penuh warna warni tersendiri. Mendapatkan dukungan dari support system menjadi suntikan energi positif yang menenangkan pejuang ASI. Termasuk adanya dukungan telelaktasi.
Layanan telelaktasi yakni sebuah layanan yang menghubungkan konselor laktasi dengan orang tua yang menyusui melalui panggilan video. Layanan kesehatan ini awalnya bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan ketepatan waktu dukungan menyusui profesional dan menghadirkan spesialis menyusui ke komunitas yang tidak memilikinya.
Dengan adanya telelaktasi bagi ibu menyusui, hal ini menjadi sebuah dukungan menyusui yang efektif dan dikaitkan dengan adanya peningkatan kemungkinan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 bulan sebesar 16 persen.
Mengingat pentingnya dukungan menyusui dan kesenjangan yang terdokumentasi dalam akses ke spesialis menyusui, layanan telelaktasi menjanjikan pengurangan kesenjangan dalam tingkat pemberian ASI dan membantu memastikan bahwa semua orang tua dan anak-anak mendapatkan manfaat dari berbagai manfaat kesehatan yang diberikan oleh pemberian ASI.
Seperti halnya semua layanan telekesehatan, perubahan substansial terjadi dengan dimulainya pandemi COVID-19. Pada tahun 2020, The Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan spesialis menyusui untuk menawarkan layanan telekesehatan bila memungkinkan seperti dikutip dari laman Jama Network.
Sebagai hasil dari rekomendasi ini dan perluasan penggantian biaya, layanan telelaktasi menjadi arus utama. Survei terhadap 1.600 orang tua baru menunjukkan bahwa 34 persen di antaranya menggunakan layanan telelaktasi pada tahun 2020. Berdasarkan komunikasi dengan organisasi telelaktasi yang lebih besar, diperkirakan bahwa telelaktasi menjangkau ratusan ribu keluarga setiap tahun.
Telelaktasi efektif bantu ibu baru hadapi masalah menyusui
Dalam sebuah laporan baru yang diterbitkan di Jama Network Open bahwa dukungan telelaktasi efektif dalam mempromosikan pemberian ASI di kalangan ibu baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menerima dukungan virtual melalui aplikasi gratis melaporkan tingkat pemberian ASI yang sedikit lebih tinggi enam bulan setelah melahirkan, dibandingkan dengan ibu yang tidak ditawarkan layanan baru tersebut seperti dikutip dari laman Usnews.
Peneliti menemukan bahwa ibu kulit hitam khususnya mendapatkan banyak manfaat dari dukungan pemberian ASI virtual.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa menawarkan telelaktasi dapat menjadi komponen dari strategi komprehensif untuk mengurangi kesenjangan rasial dalam tingkat pemberian ASI,” kata peneliti utama Lori Uscher-Pines, peneliti kebijakan senior di organisasi penelitian nirlaba RAND.
“Telelaktasi diposisikan untuk memiliki dampak yang berarti pada tingkat pemberian ASI jika dipasangkan dengan strategi untuk meningkatkan penggunaan teknologi,” tambah Uscher-Pines.
Ya, menyusui menawarkan manfaat kesehatan bagi ibu dan anak, tetapi kondisi riil di lapangan menemukan banyak pula ibu yang berhenti menyusui lebih awal dari yang direkomendasikan.
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi baru lahir disusui secara eksklusif hingga enam bulan, dan kemudian terus menerima ASI bersama makanan lain setidaknya selama dua tahun.
Namun, survei nasional menunjukkan bahwa 49 persen bayi kulit hitam menerima ASI pada usia 6 bulan, dibandingkan dengan 61 persen bayi kulit putih, kata para peneliti.
Untuk studi baru ini, para peneliti merekrut lebih dari 2.000 perempuan hamil dan secara acak menugaskan setengah dari mereka untuk menerima dukungan menyusui sesuai permintaan dari konsultan laktasi 24 jam sehari melalui kunjungan video berbasis aplikasi. Kemudian, setengah perempuan hamil lainnya menerima buku elektronik tentang perawatan bayi.
Hasil penelitian merilis bahwa sekitar 71 persen ibu yang diberikan dukungan laktasi virtual masih menyusui setelah enam bulan, dibandingkan dengan 67 persen dari mereka yang tidak diberikan aplikasi.
Hasil di antara ibu-ibu kulit hitam bahkan lebih dramatis yakni dengan 65 persen pengguna aplikasi masih menyusui setelah enam bulan dibandingkan dengan 57 persen dari para ibu yang tidak mendapatkan dukungan virtual.
“Kami menduga bahwa telelaktasi mungkin memiliki manfaat yang lebih besar di kalangan perempuan kulit hitam karena, secara keseluruhan, mereka memiliki tingkat menyusui awal yang lebih rendah dan mungkin memiliki akses yang lebih sedikit ke dukungan langsung untuk menyusui dalam perawatan medis mereka yang biasa,” kata Uscher-Pines.
“Menawarkan telelaktasi dapat mengatasi kesenjangan dalam akses ke dukungan profesional yang mungkin lebih luas di kalangan perempuan kulit hitam,” tambahnya.
Seperti diketahui bahwa penggunaan telelaktasi meluas selama pandemi COVID-19, dengan sekitar sepertiga (34 persen ) ibu berpartisipasi dalam kunjungan video atau telepon dengan konsultan laktasi pada tahun 2020-2021, kata para peneliti .
Ke depannya, para peneliti mengatakan bahwa penelitian di masa depan harus menguji intervensi mandiri maupun multi-komponen untuk mengatasi hambatan menyusui yang dihadapi oleh orang tua. Selain itu, penelitian harus mengeksplorasi efektivitas biaya dari berbagai model telelaktasi untuk menginformasikan keputusan tentang implementasi dan pembayaran.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)
Leave a Reply